18 September 2011
Pena untuk merancang denah masa depanku
kini tak jauh dari tanah kelahiranku
Hendak kubeli segera, tak ku ajak bunda
Tapi apa daya, ku terlalu belia
Ku meringkuk,
terbelenggu,
lalu layu
Jumat, 30 September 2011
Ada Rindu yang Tertinggal
6 September 2011
ada rindu
yang tertinggal
dilantai teras rumahmu
yang menunggu
kau duduk disana
sambil tersenyum
dibalik pesan singkatku
ada rindu
yang tertinggal
dilantai teras rumahmu
yang menunggu
kau duduk disana
sambil tersenyum
dibalik pesan singkatku
Rabu, 28 September 2011
KAMAR
25 Agustus 2011
kamar selalu bisa melihat, menjaga,
atau jika kau di dalamnya, ia selalu bisa menahan tanya :
“mengapa kau menatap langit-langitku dengan putus asa?”
Kamar selalu bisa
tapi malam itu kamar tak berdaya
ia terbelenggu oleh takdir dan hampir rubuh karena duka :
“mengapa aku tak bisa mencegahmu menjelma menjadi pusara”
kamar merasa berdosa
kamar selalu bisa melihat, menjaga,
atau jika kau di dalamnya, ia selalu bisa menahan tanya :
“mengapa kau menatap langit-langitku dengan putus asa?”
Kamar selalu bisa
tapi malam itu kamar tak berdaya
ia terbelenggu oleh takdir dan hampir rubuh karena duka :
“mengapa aku tak bisa mencegahmu menjelma menjadi pusara”
kamar merasa berdosa
Mencintaimu
23 Agustus 2011
mencintaimu,
tak perlu menjadi selembar kertas
sebatang pena
atau sepatah kata
cukup menjelma menjadi puisimu yang bermakna
mencintaimu,
tak perlu menjadi selembar kertas
sebatang pena
atau sepatah kata
cukup menjelma menjadi puisimu yang bermakna
Kasihan Sekali Kematianmu
23 Agustus 2011
kau akhirnya mati
benar-benar mati
bodohnya, kau mati sebelum mati
ironisnya, kau akan selamanya mati
sia-sia sekali
kau mati,
sejak sujudmu kau telantarkan hingga mati
kau akhirnya mati
benar-benar mati
bodohnya, kau mati sebelum mati
ironisnya, kau akan selamanya mati
sia-sia sekali
kau mati,
sejak sujudmu kau telantarkan hingga mati
SEKARAT
23 Agustus 2011
Ini jauh dari waktu
dari kata
dari makna
hanya kalian yang melekat
aroma dupa dan kematian
Ini jauh dari waktu
dari kata
dari makna
hanya kalian yang melekat
aroma dupa dan kematian
Idul Fitri Kami Bersedih
22 Agustus 2011
idul fitri, kami bersedih
semilir angin malam tarawih
telah pulang,
diantar takbir-takbir lirih
idul fitri, kami bersedih
jutaan mukena yang bersujud
telah murtad,
menyembah kebahagiaan yang mereka pilih
idul fitri, kami bersedih
semilir angin malam tarawih
telah pulang,
diantar takbir-takbir lirih
idul fitri, kami bersedih
jutaan mukena yang bersujud
telah murtad,
menyembah kebahagiaan yang mereka pilih
Jelata Merangkai Asa
10 Agustus 2011
kuangat langkahku
kupetik senar gitarku
kupacu suara parauku
dengan senyuman
dengan pelukan angin dermawan
demi merangkai asa
yang lalu tampak mencela
“aku terlalu silau untukmu, jelata!”
Hampa
30 Juli 2011
Tak ada cinta, yang ada hanya nafsu
Tak ada kata, yang ada hanya hampa
Tak ada hidup, yang ada hanya mati
semua fana…
Tak ada cinta, yang ada hanya nafsu
Tak ada kata, yang ada hanya hampa
Tak ada hidup, yang ada hanya mati
semua fana…
Bau Hujan Tahun Lalu
22 Juli 2011
rilis mendung dihapadan langit
seketika lahir gerimis kecil
telanjang kaki, anak itu..
melangkah menuju tangga langit
sedikit demi sedikit
merambatlah kedalam pikirannya
bau hujan tahun lalu
rilis mendung dihapadan langit
seketika lahir gerimis kecil
telanjang kaki, anak itu..
melangkah menuju tangga langit
sedikit demi sedikit
merambatlah kedalam pikirannya
bau hujan tahun lalu
Selasa, 27 September 2011
Dirimu?
14 Juli 2011
siapa dirimu?
hari ini mendung
akankah kau memandangnya?
siapa dirimu?
tatapanmu tak biasa
akankah kau menghapus tawamu?
siapa dirimu?
yang membuang sifat aslimu
akankah kau menerima tanganku?
siapa dirimu?
hari ini mendung
akankah kau memandangnya?
siapa dirimu?
tatapanmu tak biasa
akankah kau menghapus tawamu?
siapa dirimu?
yang membuang sifat aslimu
akankah kau menerima tanganku?
Akulah Masa Depan
10 Juli 2011
akulah masa depan
bukan masa lalu, bukan juga kenangan
lahir dibawah lampion harapan
sebab nasib tak lagi diandalkan
akulah masa depan
bukan masa lalu, bukan juga kenangan
lahir dibawah lampion harapan
sebab nasib tak lagi diandalkan
Senin, 26 September 2011
Pena itu
9 Juli 2011
pena itu..
penari anggun di panggung kertasku
bergaun jari-jari mungil
pena itu..
penoda nakal di dinding kertasku
berlumur tinta hitam pekat
pena itu..
penari anggun di panggung kertasku
bergaun jari-jari mungil
pena itu..
penoda nakal di dinding kertasku
berlumur tinta hitam pekat
Langganan:
Postingan (Atom)