22 Agustus 2011
idul fitri, kami bersedih
semilir angin malam tarawih
telah pulang,
diantar takbir-takbir lirih
idul fitri, kami bersedih
jutaan mukena yang bersujud
telah murtad,
menyembah kebahagiaan yang mereka pilih
idul fitri, kami bersedih
lembaran kitab suci yang tiap menit berganti
telah berhenti,
dalam lemari, sendiri, dan mulai berdebu lagi
idul fitri, kami bersedih
kepercayaan kami pada hari kemenangan
telah pudar,
saat kami sadar bahwa kami sangat lemah untuk menafsirkan
arti hari kemenangan itu sendiri
Rabu, 28 September 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Mari Dikomeng