18 September 2011
Pena untuk merancang denah masa depanku
kini tak jauh dari tanah kelahiranku
Hendak kubeli segera, tak ku ajak bunda
Tapi apa daya, ku terlalu belia
Ku meringkuk,
terbelenggu,
lalu layu
Hidup tak seperti bunda bilang
“Layang-layang yang meliuk menuju awang”
Lebih mirip yang mereka tutur
“pesawat yang ambruk merayu nyawa berhambur”
Aku ingin menjadi Angin
memutuskan tali layangan
mencegah pesawat menggenggam kengerian
Lalu akan kujemput penaku
di seberang kota kelahiranku
Jumat, 30 September 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Mari Dikomeng