Subscribe:

Minggu, 23 Oktober 2011

Ini gaya galau ku. Gimana gayamu?

Di post sebelumnya gue mungkin banyak meracau tentang galau dan membuat banyak teman salah paham dengan galau yang gue maksud. Di post tersebut sebenarnya gue berusaha untuk mengungkapkan bagaimana parahnya galau karena cinta, dan akibat-akibat dari hal tersebut. Bukan tentang galau karena komputer rusak, kunci motor hilang, atau jerawat yang semakin liar.

Bukan.

Dan saat nulis materi kultum tersebut gue berusaha agar tulisannya tidak terkesan membual. Gue gak pengen pembaca berfikiran bahwa gue cuma bisa mengkritik tanpa pernah mengalami hal-hal ngenes itu.

Sebab, dulu gue juga pernah mengalami ( ehem ) galau karena cinta. Dan gak cuma pernah, tapi sering.

Gue juga seperti remaja-remaja lainnya. Waktu lagi galau gue bisa uring-uringan, bisa sedih gak karuan. Dan yang paling parah gue bisa melakukan hal-hal yang absurb. Jika remaja labil bisa membuat tulisan dengan aksara alaysius capedehiyus di beranda facebook atau timeline twitter, gue bisa berbuat yang lebih dari itu di depan kelas. berikut adalah bukti otentiknya :

 Assalamualaikum qaqaaa! Akyu lagy galauw lhoup!
Gambar ini diambil pada saat pelajaran berlangsung. Ada 3 item terpenting yang gue pakai, antara lain :
TOPI UPIL
Pertama, topi OSIS yang gue modifikasi hingga sedemikian rupa. Terinspirasi oleh hobi masa kecil ( gedenya juga masih sih ). Coba kalian cari di distro mana aja, pasti gak ada yang jual.
DASI TOKAI JAYA
Kedua, dasi kertas mirip buatan anak TK. Pada bagian bawah dasi terdapat gambar sendok-garpu yang menyilang mirip lambang-lambang yang biasa terdapat dirumah makan, cuma bedanya di tengah gak ada piringnya, tapi gue ganti gambar tokai. Dan pada dasi tersebut terdapat tulisan TOKAI JAYA. Niatnya sih pengen kasih nama sekolahan buat dasinya, tapi entah kenapa ini lebih mirip nama toko bangunan.

TATTO PASAR
Terakhir, tatto ditangan gue. Jangan salah tatto tersebut gue buat dari . . . pulpen. Awalnya gue berniat untuk menggambar sarung tangan yang seolah-olah beneran ada ditangan gue. Tapi kata temen ini lebih mirip pasar, rame banget.

Ya, begitulah gaya galau gue. Gak kalah absurb kan?


Setelah melihat foto-foto galau gue sendiri, akhirnya gue sadar bahwa galau itu sedikitpun gak menyelesaikan masalah ( terutama karena cinta-cinta gitchu dwech ). Justru membuat gue makin terpuruk.


Gue berfikir bahwa gue harus berhenti nangis di jamban terus-terusan, gue juga harus berhenti begadang dengerin lagunya tante Syahrini. Gue harus yakin bahwa jodoh itu gak akan kemana ( mungkin saat ini jodoh gue sedang naksir-naksiran sama jodoh orang lain ). Dan gue harus siap untuk menuju ke fase yang lebih baik, yaitu kedewasaan.


Oke, sampai sini dulu, gue mau ganti playlist winamp buat begadang dulu.



0 komentar:

Mari Dikomeng